Kamera
refleks lensa tunggal
(en:single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang
menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya
menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan
fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti
hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang
terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film,
karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan
berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan
berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera
SLR menggunakan pentraprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui
lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh
kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan
cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan,
kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
(NESW4586)
1. Komponen Kamera SLR
a. Pembidik
Salah satu bagian yang penting
pada kamera adalah pembidik (viewfinder) Ada dua sistem bidikan, yaitu:
·
jendela bidik yang terpisah dari lensa
(Viewfinder type)
·
bidikan lewat lensa (Reflex type).
Kamera SLR, sesuai dengan
namanya (Single Lens Reflex), menggunakan sistem bidikan jenis kedua. Mata
fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terjadi parallax, yaitu
keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan
subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak.
Keadaan parallax ini pada dasarnya terjadi pada pemotretan sangat close up
dengan menggunakan kamera viewfinder.
b. Jendela Bidik
Jendela bidik merupakan sebuah
kaca yang di dalamnya tercantum banyak informasi dalam pemotretan. Jendela
bidik memuat penemu jarak (range-finder), pilihan diafragma, shutter speed, dan
pencahayaan (exposure).
c.
Lensa
Dalam fotografi, lensa
berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap
(film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin
panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.
Ø Macam-macam lensa
Lensa Standar. Lensa ini disebut juga
lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens).
Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang
sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran
sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat
memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa
standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran
lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah
lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan
pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
Lensa Tele. Lensa tele merupakan
kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek,
namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa
berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan
mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa
tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek
tertentu.
Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara
lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed,
misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang
cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal
memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan
untuk memotret benda yang kecil.
d. Fokus
Fokus adalah bagian yang
mengatur jarak ketajaman lensa, sehingga gambar yang dihasilkan tidak
berbayang.
e.
Kecepatan
Rana
Kecepatan rana (shutter
speed) artinya penutup (to shut = menutup). Pada waktu kita menekan tombol
untuk memotret, terjadi pembukaan lensa sehingga cahaya masuk dan mengenai
film. Pekerjaan shutter adalah membuka dan kemudian menutup lagi.
Kecepatan rana adalah kecepatan
shutter membuka dan menutup kembali. Shutter speed dapat kita atur. Jika kita
memilih 1/100, maka ia akan membuka selama 1/100 detik.
Skala shutter speed bervariasi.
Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst.
Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angka-angka dibawah saja.
Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka 2 itu berwarna,
maka artinya adalah 2 detik.
Sedangkan B artinya bulb, yaitu
jika tombol ditekan maka shutter membuka, dan ketika tombol dilepaskan maka
shutter menutup.
Yang perlu diingat adalah,
semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak.
Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi(shutter akan
semakin cepat membuka dan menutup).
·
Speed cepat
Speed cepat kita gunakan untuk
memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka
semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
·
Speed lambat
Jika benda yang bergerak cepat
dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak
kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini
kadang-kadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
Cara lain adalah dengan
menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas
tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas.
Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya
gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka
gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih
lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).
f.
Diafragma
Diafragma atau aperture (atau
sering disebut bukaan) berfungsi untuk mengatur jumlah volume cahaya yang
masuk. Alat ini biasanya terdapat di belakang lensa. Terdiri dari 5-8 lempengan
logam yang tersusun dan dapat membuka lebih lebar atau lebih sempit.
diafragma pada lensa bukaan diafragma
Penulisan angka diafragma
biasanya adalah f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, dan f/16, dst. Semakin kecil
angka diafragma, maka bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga cahaya
yang masuk semakin banyak.
·
Bukaan besar
Bukaan diafragma yang besar
digunakan untuk menghasilkan foto dengan subjek yang tajam dengan latar
belakang blur.
·
Bukaan kecil
Bukaan kecil akan menghasilkan
gambar yang tajam mulai dari foreground hingga background. Bukaan kecil biasanya
digunakan dalam pemotertan landscape yang memang membutuhkan detail dan
ketajaman di selurh bagian foto.
g.
Depth of Field
Depth of field adalah jumlah
jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di
fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri
bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa
pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur.
Depth of field sangat
tergantung pada:
·
Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma,
semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan
depth of field yang sangat dangkal.
·
Jarak fokus lensa (focal length). Semakin
panjang focal length, semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide
angle memiliki depth of field yang sangat besar.
·
Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya,
semakin sempit depth of field yang dihasilkan.
Fungsi depth of field adalah
untuk mengaburkan latar belakang jika latar tersebut tidak sesuai dengan subjeknya.
h.
Pencahayaan
Pencahayaan atau exposure
adalah kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk; intensitas (diatur oleh
bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan
mengenai film.
Film dengan ASA tinggi,
memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sebaliknya,
film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya untuk menghasilkan gambar yang
jelas.
Exposure diukur oleh alat yang
disebut light-meter. Jika light-meter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita
bisa memperkecil bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya,
jika light-meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar bukaan
diafragma atau mempercepat shutter speed.
·
Overexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah
cahaya yang masuk terlalu banyak. Gambar yang dihasilkan akan terlalu terang.
·
Underexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah
cahaya yang masuk terlalu sedikit. Keadaan ini menghasilkan gambar yang gelap.
0 komentar:
Posting Komentar